BERUNTUNG TAPI MENYESAL

Brrrr…brrrr…brrrr…, bunyi motor pengambil sampah menyadarkanku. Pertanda waktu sudah menunjukkan hampir pukul 11. Begitulah keseharianku hampir 3 bulan belakangan. Hingga jadwal motor sampah tiba mengambil sampah di depan rumahku pun aku hafal. Ya begitulah! Semenjak pandemic covid-19 mendera, kami diharuskan tetap di rumah, aku mengisi hari-hariku dengan menanam dan merawat cabe, tomat, dan sayur-sayuran.

Motor sampah berlalu, aku langsung menyambar HP dari atas meja menuju ke laptop yang jarang aku matikan. Benar ternyata, aku terlambat. Webinar yang dijadwalkan pukul 9 baru dapat aku ikuti pukul 10.50. Tapi tak apalah! gumamku menghibur diri yang sebenarnya menyesal begitu menyaksikan penyajian Kang Asep tentang hypnoteaching daring. Materi yang selama ini membuat aku penasaran. Menurut Kang Asep, pembelajaran Hypnoteaching Daring dapat dilakukan dengan 1) niat dan apersepsi, 2) Pacing Leading, 3) menggunakan kata positif karena kata-kata positif yang akan masuk alam bawah sadar, serta 4) modelling/ memberikan contoh.

Pribadi Kang Asep betul-betul menginspirasi. Bagaimana tidak? aku hanya tahu Kang Asep satu-satunya guru SD yang bergelar doktor. Pribadi yang melahirkan sebuah tulisan dengan judul yang menurut fenomenal, “Gelandangan Jadi Doktor”. Dengan hypnoteaching, selama pandemi Kang Asep berhasil membimbingkan peserta didiknya melahirkan buku-buku yang menarik. Dengan tersenyum aku bergumam, “beruntung aku dipenghujung waktu masih berhasil bergabung dengan Webinar Internet Pendidikan Jabodetabek I”.

Mendekati jam 11.30, sesal kembali menyelimuti diri. Menyesal karena mendengar closing statement yang disampaikan para narasumber. Ternyata dari awal materi yang disampaikan dari awal sangat menarik. Sangat mendukung proses pembelajaran selama masa pandemi. Sayang aku tidak mengikutinya.

#Reportase WebinarInternetPendidikanJabotabek1

Solok, 2 Juni 2020.